Jumat, 27 Mei 2016

PSIKOLOGI PENDIDIKAN: PERKEMBANGAN INTELEGENSI



PERKEMBANGAN INTELEGENSI
Intelegensi dapat berubah sepanjang waktu, sebuah penelitian menunjukkan bahwa intelegensi berubah sebanyak 28 point antara usia 2,5 tahun hingga 17 tahun, bahkan sepertujuh dari siswa dapat berubah hingga 40 point (McCall, Appelbaum & Hogarty, dalam Eggen dan Kauchak, 1997). Perubahan ini dimungkinkan karena ada faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Para ahli psikologi berbeda pendapat tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Isu yang sering diperdebatkan adalah faktor genetik dan faktor lingkungan. Menurut sebagian ahli, intelegensi sepenuhnya ditentukan oleh faktor genetik, sebagian ahli-ahli berpendapat bahwa perkembangan intelegensi dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Akan tetapi, sebagian besar ahli justru mengambil posisi di tengah, mereka meyakini bahwa intelegensi seseorang dipengaruhi oleh keduanya, yaitu pembawaan dan juga lingkungan.
Meski sebagian besar ahli telah sependapat bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan intelegensi adalah faktor genetik dan lingkungan. Akan tetapi, mereka tetap berbeda pendapat tentang berapa banyak yang disumbangkan oleh masing-masing faktor sejauh mana faktor-faktor tersebut berpengaruh. Menurut sebagian ahli, faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap intelegensi adalah faktor pembawaan. Hal ini dapat dipahami karena orang yang terlahir dengan intelegensi yang sangat rendah tidak mungkin ditingkatkan meski dengan lingkungan dan teknik pendidikan sebaik apapun. Akan tetapi, faktor lingkungan juga berperan penting, karena seorang anak yang terlahir sebagai jenius bila tidak mendapat pengasuhan dan pendidikan yang layak maka tidak akan menjadi jenius.
Sejauhmana faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi perkembangan intelegensi ditunjukkan oleh penelitian-penelitian terhadap bayi kembar. Sebagian penelitian menunjukkan bahwa pengaruh faktor genetik terhadap perkembangan intelegensi terutama karena adanya pertalian keluarga dengan ukuran IQ. Penelitian yang dilakukan oleh Erlenmeyer Kimling dan Jarvik dan juga Jensen (dalam Elliot, 2000) menunjukkan bahwa umumnya individu yang mempunyai hubungan keluarga cenderung memiliki IQ yang relatif sama, dengan skor korelasi untuk kembar identik 0,87, untuk kembar identik 0,53, untuk saudara kandung 0,53, dan untuk yang tidak memiliki pertalian keluarga 0,23. Dalam kaitannya dengan pengaruh faktor lingkungan terhadap perkembangan intelegensi, penelitian yang sama menunjukkan bahwa pertalian keluarga yang hidup dalam lingkungan yang sama korelasi skor IQ-nya tinggi (0,87), dan sebaliknya pertalian keluarga yang hidup dalam lingkungan berbeda menunjukkan korelasi skor IQ yang relatif lebih rendah (0,75). Dari berbagai penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa pengaruh faktor genetik yang kuat terdapat pada kinerja non-verbal dan pengaruh lingkungan yang kuat pada ekspresi bahasa.

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa intelegensi itu dapat berubah sepanjang waktu. Dari sebuah penelitian menunjukkan bahwa intelegensi berubah sebanyak 28 point antara usia 2,5 tahun hingga 17 tahun, bahkan sepertujuh dari siswa dapat berubah hingga 40 point.
Para ahli juga berbeda pendapat mengenai factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Menurut sebagian ahli ada yang berpendapat bahwa intelegensi dipengaruhi oleh faktor genetik, sebagian lagi berpendapat dipengruhi oleh faktor lingkungan, sebagian besar ahli justru mengambil posisi di tengah, mereka meyakini bahwa intelegensi seseorang dipengaruhi oleh keduanya, yaitu pembawaan dan juga lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Khadijah, Nyayu. 2009. Psikologi Pendidikan. Palembang: Grafika Telesindo Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar