PENDAHULUAN
Jika hendak mempelajari cara orang mendekati dan memahami Islam, ada tiga
cara yang jelas, yaitu naqli (tradisional),
aqli (rasional), dan kasyfi (mistis). Ketiga pendekatan itu
sudah ada dalam pikiran Nabi Muhammad SAW., dan terus dipergunakan oleh
ulama-ulama Islam setelah beliau wafat sampai sekarang ini.
Di atas tiga pendekatan inilah, berbagai perspektif dan metodologi
pemikiran keislaman dikembangkan. Tiga metode tersebut dalam operasionalnya
dikenal dengan pendekatan bayani, irfani,
dan burhani. Yang akan kita bahas
disini ialah pendekatan burhani.
Burhani atau pendekatan
rasional argumentatif adalah pendekatan yang mendasarkan diri pada kekuatan
rasio melalui instrument logika (induksi, deduksi, abduksi, simbolik, proses,
dll.) dan metode diskursif (bathiniyyah).
Pendekatan ini menjadikan realitas maupun teks dan hubungan antara keduanya
sebagai sumber kajian Islam. Realitas yang dimaksud mencakup realitas alam (kawniyyah), realitas sejarah (tarikhiyyah), realitas sosial (ijtimaiyyah), dan realitas budaya (tsaqafiyyah). Dalam pendekatan ini, teks
dan realitas (konteks) berada dalam satu wilayah yang saling memengaruhi.
PEMBAHASAN
Disiplin Keilmuan Dalam Islam
Rumpun Burhani
Burhani adalah pengetahuan yang diperoleh dari indera, percobaan dan
hukum-hukum logika. Secara etimologis, al-burhan
dalam bahasa Arab, adalah argumentasi yang kuat dan jelas (al-hujjat al-fashilat al-bayyinat). Dalam
bahasa Inggris, al-burhan disebut demonstration, berasal dari bahasa Latin
demonstrate yang berarti isyarat,
sifat, keterangan, dan menampakkan. Al-burhan
dapat juga diartikan sebagai pembuktian yang tegas (decisive proof) dan keterangan yang jelas.[1]
Dalam Al-Mu’jam Al-Falsafi dijelaskan
bahwa burhan adalah penjelasan
terhadap sesuatu hujjah secara
transparan, atau merupakan hujjah itu
sendiri, yang mengharuskan adanya tashdiq
(pembenaran) terhadap suatu persoalan karena kebenaran argumentasinya.
Adapun menurut terma logika, burhan adalah
analogi yang disusun dari beberapa premis untuk mendapatkan hasil yang
meyakinkan.
Van Peursen mengatakan bahwa akal budi tidak dapat menyerap sesuatu. Namun
bila keduanya bergabung timbullah pengetahuan, sebab menyerap sesuatu tanpa
dibarengi akal budi sama dengan kebutaan, dan pikiran tanpa isi sama dengan
kehampaan. Burhani atau pendekatan
argumentatif adalah pendekatan yang mendasarkan diri pada kekuatan rasio
melalui instrument logika (induksi, deduksi, abduksi, simbolik, proses, dll.)
dan metode diskursif (bathiniyyah).
Pendekatan ini menjadikan realitas maupun teks dan hubungan antara keduanya
sebagai sumber kajian Islam. Dalam pendekatan ini teks dan realitas (konteks)
berada dalam satu wilayah yang saling mempengaruhi. Teks tidak berdiri sendiri,
ia selalu terikat dengan konteks yang mengelilingi dan mengadakannya sekaligus
darimana teks itu dibaca dan ditafsirkan. Didalamnya ada kategori-kategori
sebagai kata kunci untuk dianalisis. Karena burhani menjadikan realitas dan
teks sebagai sumber kajian, maka dalam pendekatan ini ada dua ilmu penting,
yaitu al-lisan dan ilmu al-mantiq. Yang pertama membicarakan lafz-lafz,
kaifiyyah, susunan dan rangkaiannya dalam ibarat-ibarat yang dapat digunakan
untuk menyampaikan makna, serta cara merangkainya dalam diri manusia. Tujuannya
adalah untuk menjaga lafz al-dalalah yang dipahami dan menetapkan aturan-aturan
mengenai lafz tersebut. Sedangkan yang terakhir membahas masalah mufradat dan
susunan yang dengannya kita dapat menyampaikan segala sesuatu yang bersifat
inderawi dan hubungan yang tetap di antara segala sesuatu tersebut, atau apa
yang mungkin untuk mengeluarkan gambaran-gambaran dan hukum-hukum darinya. Tujuannya
adalah untuk menetapkan aturan-aturan yang digunakan untuk menentukan cara
kerja akal, atau cara mencapai kebenaran yang mungkin diperoleh darinya.
Muhammad Abed al-Jabiri dalam bukunya Bunyatul
‘aql al’Araby mengemukakan bahwa term al-burhani dalam bahasa Arab berarti
al-hujjah al-fashilah al-bayyinah (bukti pemuas yang jelas). Sedangkan dalam
bahasa Inggris istilah ini sama artinya dengan demonstration, yang berasal dari
bahasa Latin demonstratio yang berarti isyarat, sifat, keterangan dan sesuatu
yang tampak.
Secara khusus term al-burhani dapat berarti pemikiran untuk menentukan
kebenaran suatu statement lain hasil pemikiran yang benar dan nyata. Sedangkan
secara universal term al-burhan dapat berarti pemikiran untuk menentukan
tentang kebenaran pernyataan atau statement.
Episteme burhani yang dibangun oleh filsafat Arab yang berkembang di Afrika
Utara dan Spanyol. Ibn Rushd dianggap sebagai sosok yang paling sempurna
merepresentasikan tipe burhani ini. Tipologi sistem ini tidak berpegang pada
nash semata, juga tidak pada intuisi, tapi pada akalnya Ibn Rushd dan
eksperimen-nya Ibn Khaldun. Sesungguhnya, inilah yang membuat barat maju
seperti sekarang ini. Para saintis barat dengan jitu mengapikasikan semangat
rasionalisme Ibn Rushd dan empirismenya dalam sistem peradaban mereka. Oleh
sebab itu, lanjutnya, kalau kita ingin maju bersaing dengan realitas yang ada
kita harus dapat mengembangkan semangat rasionalisme dan empirismenya.
Dengan mengagungkan Ibn Rushd, sebenarnya Jabiri ingin mengatakan bahwa
kemajuan itu hanya bisa ditempuh dengan rasionalisme. Baginya, akallah yang
bisa mengantar peradaban manusia ke puncak kegemilangannya.
Sumber pengetahuan dalam burhani adalah realitas baik dari alam, sosial,
dan humanities. Sering disebut sebagai al-‘Ilm al-husuli, yaitu ilmu yang
disusun lewat premis logika atau al-mantiq. Peran akal sangat besar karena
diarahkan untuk mencari sebab akibat.
Pendekatan dalam nalar ini adalah filosofis dan saintik. Nalar ini lebih
menekankan pemberian argument dan alternative pemecahan berbagai fenomena
empirik. Fenomena sosial dan alam tidak hanya sekedar diterima sebagai hukum
sunatullah tetapi menuntut kreatifitas manusia untuk merenungkan tujuan
penciptaan tersebut. Diperlukan pemikir yang berteologi qadariyah dengan
pandangan yang bebas, kreatif, bertanggungjawab, dan kritis. Ciri orang dengan
nalar kritis adalah, mempunyai kesadaran tentang problem yang ada disekitarnya
dan aktif memberikan alternative pemecahan. Epistemologi burhani juga menuntut
orang untuk mampu membuat abstraksi dari berbagai fenomena yang dibaca. Jenis
argumen yang ada dalam nalar burhani adalah demonstratif. Nalar ini dipenuhi
argumen yang bersifat pembuktian, deskripsi dan elaborasi tentang sesuatu.
Cara Kerja Nalar Epistemologi
Burhani
Mungkin banyak orang mengira bahwa tradisi burhani muncul dari pemikiran
Aristoteles. Sehingga mereka mengadopsinya kedalam kebudayaan Arab Islam dan
memfungsikannya sebagai suatu keyakinan, metode dan pemikiran (pendapat).
Sesungguhnya Aristoteles tidak menemukan al-burhan itu suatu yang baru dari
tidak ada menjadi ada tetapi al-burhan itu sebetulnya hasil pemikiran dari
filsafat dan pemikiran ilmiah Yunani sejak 3 abad sebelum Aristoteles, bahkan
ada yang mengatakan bahwa al-burhan sudah muncul sejak guru Aristoteles yaitu
Plato.
Memang orang sekarang tidak memahami bahwa al-burhan dalam budaya Arab
Islam berasal dari Yunani, padahal sebetulnya ada hubungannya dengan
Aristoteles, demikian apa yang dikemukakan oleh Al-Jabiri. Yang jelas metode
yang dikemukakan oleh Aristoteles adalah mantiq, hanya saja Aristoteles tidak
menggunakan istilah mantiq (logika) itu, tetapi dengan nama atau tahlil,
maksudnya menguraikan dari dasar-dasar dan asalnya yang kalau dikaji kebelakang
sebetulnya metode itu sama dengan metode yang disebut mantiq (logika) yang
didalamnya ada pengertian al-burhan.
Dalam menggunakan al-burhan sebagai pendekatan juga diikuti oleh pakar
filsafat Islam yang mendalami ilmu syari’ah seperti al-Ghazali. Al-Ghazali
dalam kitabnya al-Musthafa min ‘ilmil ushul, pada awal pembicaraannya
membicarakan tentang empat pokok bahasan yang dilampaui oleh para ahli ushul
dalam peninjauannya dari aspek petunjuk-petunjuk dalil sam’I pada hukum syar’I,
ialah:
1.
Membicarakan soal hukum atau
tsamarat yaitu hukum-hukum seperti wujub, larangan, nadb, karahah, ibahah, baik
dan buruk, pelaksanaan pada waktunya (qadla), sah dan batal, dsb.
2.
Membicarakan dalil dan
macam-macamnya yang menurut al-Ghazali disebut mutsmi (yang membuahkan hukum).
Adapun yang menghasilkan hukum adalah dalil-dalil yang menurut al-Ghazali ada
tiga saja, yakni: al-kitab, al-sunnah dan ijma’.
3.
Bagaimana mengeluarkan atau
mengambil hukum dari dalil yaitu ada empat yakni dari bentuknya dan susunannya,
dari makna yang tersurat dan makna yang tersirat dari kandungannya, dan dari
pengertian yang bisa ditanggapi oleh akal.
4.
Kualifikasi orang yang
mengeluarkan hukum atau dalil.
Keilmuan yang termasuk dalam nalar ini adalah falsafah, ilmu falaq,
ilmu-ilmu kealaman (fisika, matematika, biologi dan kedokteran), ilmu sosial
(sosiologi, antropologi, psikologi, sejarah).
1.
Filsafat
Filsafat adalah studi tentang
seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan
dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan
eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan
masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan
alasan yang tepat untuk solusi tertentu.
Filsafat merupakan salah satu
bidang studi Islam yang keberadaannya telah menimbulkan pro dan kontra.
Sebagian mereka yang berpikiran maju dan bersifat liberal cenderung mau
menerima pemikiran filsafat.[2]
Untuk studi falsafi, mutlak
diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Logika merupakan sebuah ilmu yang
sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat fisafat,
yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertariakan. Filsafat juga bisa
berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasa tidak
tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala
hal.
Secara umum, filsafat mempunyai
ciri-ciri yaitu:
a.
Merupakan satu usaha pemikiran
yang tuntas
b.
Tujuannya adalah untuk mendapat
kebenaran.
2.
Ilmu Falak
Ilmu falak adalah ilmu yang
mempelajari lintasan benda-benda langit-khususnya bumi, bulan, dan matahari-pada
orbitnya masing-masing dengan tujuan untuk diketahui posisi benda langit antara
satu dengan lainnya, agar dapat diketahui waktu-waktu di permukaan bumi.
Ilmu falak disebut juga ilmu
hisab, karena ilmu ini menggunakan perhitungan. Dan juga ilmu falak bisa
disebut ilmu rashd (dengan
pengamatan)ilmu miqad ( batasan waktu ) atau juga disebut ilmu
haiah, ( mempelajari keadaan benda-benda langit ).
Secara garis besar di dalam Islam
pembahasan tentang falak melifuti empat hal:
1)
Penentuan awal bulan ( kalender )
Menetukan awal bulan, khususnya menetapkan puasa dan hari
raya, dalam Islamadalah berdasarkan sistem bulan ( qamari ) yaitu peredaran
bulan mengelilingi bumi dalam aplikasi bulannya ditetapakan dengan
berganti-ganti antara 30 dan 29 hari.
2)
Menentuka waktu-waktu shalat
Penentuan waktu shalat dalam Islam ditetapkan berdasarkan
fenomena alamiah matahari, seperti terangkum dalam makna ayat yang artinya :
“Dirikanlah shalat dari sesudah
matahari tergelincir.” ( QS. Al-Isra’ : 78 )
Ilmu falak dapat menyelesaikan’
ketidak rincian nash’ tersebut melalui berbagai pengamatan dan penelaahteks dan
konteks fenomena matahari. Dalam kenyataannya, secara umum masyarakat telah
sepakat menerima data hisab penentuan kapan seorang muazin akan mengumandangkan
azan atau kapan seorang muslim akan shalat tanpa ada perdebatan berarti, meski
berbagai persoalan tetap menyelip dalam data hisab waktu-waktu shalat, seperti
halnya dalam menetapkan awal waktu puasa.
3)
Menentuka arah kiblat
Menghadap kiblat adalah satu keharusan ( syarat ) dalam
shalat. Shalat dinyatakan tidak sah jika tidak menghadap Kakbah, karena
menghadapnya adalah kemestian untuk sah dan berkualitasnya shalat seorang
Muslim.
Dalam surah
Al-baqarah ayat 150 yang artinya:
“ Dan dari mana
saja kamu berangkat, maka palingkanlah wajahmu kearahnya.”
Ilmu falak berperan memersiskan atau setidak-tidaknya
meminimalisirkan perpalingan arah kiblat. Dan dalam penentuan arah kiblat
inipun masyarakat dapat menerima tanpa perdebatan, seorang mushall merasa
ithmi’nan ( tenang ) dengan arah sejadah yang terhampar di mushalla atau masjid
tanpa ambil pusing tepat atau melesetkah arah sejadah tersebut.
4)
Menentukan terjadinya gerhana
Gerhana matahari
maupun gerhana bulan adalah fenomena alamiah ‘ luar biasa ‘ yang dapat
disaksikan dengan mata, meskli jarang dan tidak semua orang dapat menyaksikan
dan tidak semua tempat dapat disakasikan. Ilmu falak selalu dan senantiasa
dapat mengingatkan dan mendekteksi fenomena ini, kapan dan dimana peristiwa
alamiah ini akan terjadi. Dengan demikian dari peran ilmu falak ini seorang
muslim dapat menunaikan anjuran yang sangat dianjurkan tersebut dengan yakin
dan nyaman.
3. Ilmu-Ilmu Kealaman
1.
Ilmu Fisika
Adalah ilmu yang
mempelajari aatau mengkaji benda-benda yang ada di alam, gejala-gejala,
kejadian-kejadian alam serta intraksi dari benda-benda di alam tersebut secara
fisik dan mencoba merumuskannya secara matematis sehingga dapat di mengerti
secara pasti pleh manusia untuk kemanfaatan umat manusia untuk lebih lanjut.
Jadi fisika merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan sains yang mempelajari
suatu yang konkret dan dapat di buktikan secara sistematis dengan mengunakan
rumus-rumus persamaan yang di dukung adanya penelitian yang terus dikembangkan
oleh fisikawan.
Contoh ilmu fisika:
Aplikasi gerak lurus beraturan
Gerak
lurus beraturan(GLB) merupakan gerak yang memiliki kecepatan yang konstan.
Walaupun GLB sulit ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, karena biasanya
kecepatan gerak benda selalu berubah-ubah. Misalnya ketika dirimu mengendarai
sepeda motor atau mobil, laju mobil pasti selalu berubah-ubah. Ketika ada
kendaraan di depan, pasti kecepatan kendaraan anda akan segera di kurangi. Hal
ini agar kita tabrakan dengan kendaraan lain, terutama ketika kondisi jalan
sedang ramai. Lain lagi jika kondisi jalan yang tikungan dan jalan rusak.
Contoh kedua: kendaraan yang melewati jalan
tol. Walaupun terdapat tikungan pada jalan tol, kendaraan anda bisa melakukan GLB pada jalan tolhal ini
jika jalan tol lurus.
2.
Matematika
Matematika( dalam
bahasa yunani mathematika) studi besaran, struktur, perubahan. Para
matematikawan mencari berbagai pola, merumuskan konjektur baru, dan menbangun
kebenaran melalui metode deduksi tang kaku dari aksioma-aksioma san defenisi
yang bersesuaian.
Melalui
pengunaan penalaran logika dan abstraksi,matematika berkembang dari pencacahan,
penghitungan pengukuran, dan pengkajian sistematis terhadap bangunan dan
pengerakan benda fisika. Kini, matematika digunakan di seluruh dunia sebagai
alat penting di berbagi bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis,
dan ilmu sosial, seperti ekonomi, dan psikologi. Matematika terapan, cabang
matematika yang melengkapipenerapan pengetahuan matematika ke bidang-bidang
lain, mengilhami dan membuat penggunaan temuan-temuan matematika baru,dan kadang-kadang
mengarah pada pengembangan disiplin-displin ilmu yang sepenu nya baru,seperti
statistika dan teori permainan. Para matemtika wan bergulat di dalam matematika
murni,atau matematika itu sendiri,tanpa adanya penerapan di dalam
pikiran,meskipun penerapan praktis,yang menjadi latar munculnya matematika
murni ternyata sering kali di temukan terkemudain
3.
Biologi
Biologi
atau ilmu hayatadalah ilmu yang mempelajari aspek pisik kehidupan. Istilah
“biologi” di pinjam dari bahasa belanda biologie,yang juga di turunkan dari
gabunga kata bahasa yunani,bios artinya (hidup) dan logos (ilmu). Istila “ilmu
hayat” di pinjam dari bahasa arab,juga berti ilmu kehidupan. Objek kajian
biologi pada masa kini sangat luas dan mencakup semua mahluk hidup dalam berbagai
aspek kehidupan nya. Berbagai cabang biologi mengkhusus kan diri pada setiap
kelompok organism,seprti botani (ilmu tentang tumbuhan) zoology (ilmu tentang
hewn) mikrobiologi (jasad-jasad renik). Perbedaan-perbedaan dan pengelompokan
berdasarkan cirri fisik kelompok organism di pelajari dalam sistem matika,yang
di dalam nya mencakup pula takzonomi dan paleo biologi. Berbagai aspek
kehidupan di kaji pula dalam ilmu biologi. Cirri-ciri fisik bagian tubuh di
pelajari dalam antomoi dan morpologi,sementar fungsi nya di pelajari dalam ilmu
pisiologi. Prilaku hewan di palajari dalam etologi. Perkembangan cirri fisik
makhluk hidup dalam kurun waktu panjang di pelaji dalam epolosi,sedangkan
pertumbuhan dan perkembangn dalam siklus kehidupan di pelajari dalam biologi
[erkembangan. Interaksi antara makhluk dan alam sekitar mereka di pelajari
dalam ekologi,mekanisme pewarisan sipat yang berguna dalam upaya menjaga
kelangsungan hidup suatu jenis mahluk hidup di palajari dalam ilmu genetika.
Saat ini berkembang aspek biologi yang mengkaji kemungkinan berepolusi nya
makhluk hidup pada masa yang akan datang,juga kemungkinan adanya makhluk hidup
di planet-planet selain bumi yaitu astrobilogi. Selain itu,perkembanngan
teknologi memungkinkan pengkajian pada tingkat molekul penyusun organism
melalui biologi molecular serta biokimia,yang banyak di dukung perkembangan teknikkomputasi melalui bionformatika.
4.
Kedokteran
Kedokteran
adalah suatu ilmu dan seni yang mempelajari tentang penyakit dan cara-cara
penyembuhan nya. Ilmu kedokteran adalah cabangilmu kesehatan yang mempelajari
tentang cara mempertahankan kesehatan manusia dan mengembalikan manusia pada
keadaan sehat dengan memberikan pengobata pada penyakitdan cedera. Ilmu ini
meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh manusia dan penyakit serta pengobatan
nya,dan penerapan dari pengetahuan tersebut.
4. Ilmu-Ilmu Sosial
1.
Ilmu Sosial
Sosiologi berasal
dari bahasa latin yaitu socius yang bearti kawan,teman,sedangkan logos bearti
ilmu pengetahuan. Ungkapan ini di publikasikan
di ungka[akan pertama kalinya dalam buku yang berjudul “cours de
philosophie positive” karangan agus
comte (1798-1857). Walupun banyak definisi tentang sosiologi namun umum nya
sosiologi di kenal sebagai ilmu pengetahuan tentang mansyarakat. Sosiologi
hendak mempelajari mansyarakat prilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia
dengan mengamati perilaku kelomok yang di bangunnya. Sebagai sebuak ilmu,
sosiologi merukan sebuah pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil
hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kotrol secara kritis dari orang lain atau
umum. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, Negara, dan berbagai
oranisasi politik, ekonomi, sosial.
2.
Antropologi
Antropolgi
adalahsalah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat
suatu etnis tertentu. Antropolgi muncul dari ketertarikan orang-orang eropa
yang melihat ciri-ciri fisik, adt istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang
dikenal di Eropa. Antrpolgi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan
masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuaan masyarakt yang tinggal daerah
yang sama, antropolgi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih
mentik beratkan pada masyrakat dan kehidupan sosial.
3.
Psikologi
Psikolgi
adalahsebuah bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perilaku dan
kognisi manusia. Menurut asal katanya, psilogi beasal dari yunani kuno,(psyche
yang berarti jiwa dan logiayang berarti ilmu). Sehingga secara etimologis,
psikologi dapt diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
4.
Sejarah
Sejarah
dapat di artikansebagai kajian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa
lampau atau asal usul(keturunan) silsilah, terutama bagi raja yang memerintah.
Adapun ilmu sejarah adalah imuyang di gunakan utuk mempelajari peristiwa
penting masa lalu manusia. Pengetahuan sejarah meliputi pengetahaun akan
kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan aka cara berpikir secara
historis.
KESIMPULAN
Rumpun burhani memahami suatu
kejadian berdasarkan apa yang terjadi, dan menelaah lebih dalamdengan mengamati
kejadian, denganberpatokan pada sebab dan akibat terjadinya.
Burhani tapendekatan rasionol
argumentative adalah pendekatan yag mendasarkan diri pada kekuatan rasio
memlalui intrumen logika. Pendekatan ini menjadikan realitas maupun teks dan
hubungan antara keduanya sebagai sumber kajian. Dalam pendekatan ini teks dan
realitas(konteks) berada dalam satu wilayahyang saling mempengaruhi. Teks tidak
berdiri sendiri, ia selalu terikat dengan konteks yang mengelilingi dan
mengadakannya sekaligus darimana ters itu dibaca dan ditafsirkan.
Keilmuan yang termasuk dalam nalar
ini adalah, falsafah, ilmu flaq, ilmu-ilmu kealaman( fisika, matematika,
biologi, dan kedokteran ), ilmu sosial ( sosiologi, antroplogi, psikologi dan
sejarah).
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihin, dkk. 2009. Pengantar
Studi Islam. CV Pustaka Setia, Bandung.
Nata, Abuddin. 2012. Metodologi
Studi Islam. Rajawali Pers, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar