Jumat, 27 Mei 2016

metodologi studi islam: DISIPLIN KEILMUAN DALAM ISLAM (RUMPUN BURHANI)



PENDAHULUAN

Jika hendak mempelajari cara orang mendekati dan memahami Islam, ada tiga cara yang jelas, yaitu naqli (tradisional), aqli (rasional), dan kasyfi (mistis). Ketiga pendekatan itu sudah ada dalam pikiran Nabi Muhammad SAW., dan terus dipergunakan oleh ulama-ulama Islam setelah beliau wafat sampai sekarang ini.
Di atas tiga pendekatan inilah, berbagai perspektif dan metodologi pemikiran keislaman dikembangkan. Tiga metode tersebut dalam operasionalnya dikenal dengan pendekatan bayani, irfani, dan burhani. Yang akan kita bahas disini ialah pendekatan burhani.
Burhani atau pendekatan rasional argumentatif adalah pendekatan yang mendasarkan diri pada kekuatan rasio melalui instrument logika (induksi, deduksi, abduksi, simbolik, proses, dll.) dan metode diskursif (bathiniyyah). Pendekatan ini menjadikan realitas maupun teks dan hubungan antara keduanya sebagai sumber kajian Islam. Realitas yang dimaksud mencakup realitas alam (kawniyyah), realitas sejarah (tarikhiyyah), realitas sosial (ijtimaiyyah), dan realitas budaya (tsaqafiyyah). Dalam pendekatan ini, teks dan realitas (konteks) berada dalam satu wilayah yang saling memengaruhi.

 
PEMBAHASAN
Disiplin Keilmuan Dalam Islam
Rumpun Burhani

Burhani adalah pengetahuan yang diperoleh dari indera, percobaan dan hukum-hukum logika. Secara etimologis, al-burhan dalam bahasa Arab, adalah argumentasi yang kuat dan jelas (al-hujjat al-fashilat al-bayyinat). Dalam bahasa Inggris, al-burhan disebut demonstration, berasal dari bahasa Latin demonstrate yang berarti isyarat, sifat, keterangan, dan menampakkan. Al-burhan dapat juga diartikan sebagai pembuktian yang tegas (decisive proof) dan keterangan yang jelas.[1]
Dalam Al-Mu’jam Al-Falsafi dijelaskan bahwa burhan adalah penjelasan terhadap sesuatu hujjah secara transparan, atau merupakan hujjah itu sendiri, yang mengharuskan adanya tashdiq (pembenaran) terhadap suatu persoalan karena kebenaran argumentasinya. Adapun menurut terma logika, burhan adalah analogi yang disusun dari beberapa premis untuk mendapatkan hasil yang meyakinkan.
Van Peursen mengatakan bahwa akal budi tidak dapat menyerap sesuatu. Namun bila keduanya bergabung timbullah pengetahuan, sebab menyerap sesuatu tanpa dibarengi akal budi sama dengan kebutaan, dan pikiran tanpa isi sama dengan kehampaan. Burhani atau pendekatan argumentatif adalah pendekatan yang mendasarkan diri pada kekuatan rasio melalui instrument logika (induksi, deduksi, abduksi, simbolik, proses, dll.) dan metode diskursif (bathiniyyah). Pendekatan ini menjadikan realitas maupun teks dan hubungan antara keduanya sebagai sumber kajian Islam. Dalam pendekatan ini teks dan realitas (konteks) berada dalam satu wilayah yang saling mempengaruhi. Teks tidak berdiri sendiri, ia selalu terikat dengan konteks yang mengelilingi dan mengadakannya sekaligus darimana teks itu dibaca dan ditafsirkan. Didalamnya ada kategori-kategori sebagai kata kunci untuk dianalisis. Karena burhani menjadikan realitas dan teks sebagai sumber kajian, maka dalam pendekatan ini ada dua ilmu penting, yaitu al-lisan dan ilmu al-mantiq. Yang pertama membicarakan lafz-lafz, kaifiyyah, susunan dan rangkaiannya dalam ibarat-ibarat yang dapat digunakan untuk menyampaikan makna, serta cara merangkainya dalam diri manusia. Tujuannya adalah untuk menjaga lafz al-dalalah yang dipahami dan menetapkan aturan-aturan mengenai lafz tersebut. Sedangkan yang terakhir membahas masalah mufradat dan susunan yang dengannya kita dapat menyampaikan segala sesuatu yang bersifat inderawi dan hubungan yang tetap di antara segala sesuatu tersebut, atau apa yang mungkin untuk mengeluarkan gambaran-gambaran dan hukum-hukum darinya. Tujuannya adalah untuk menetapkan aturan-aturan yang digunakan untuk menentukan cara kerja akal, atau cara mencapai kebenaran yang mungkin diperoleh darinya.
Muhammad Abed al-Jabiri dalam bukunya Bunyatul ‘aql al’Araby mengemukakan bahwa term al-burhani dalam bahasa Arab berarti al-hujjah al-fashilah al-bayyinah (bukti pemuas yang jelas). Sedangkan dalam bahasa Inggris istilah ini sama artinya dengan demonstration, yang berasal dari bahasa Latin demonstratio yang berarti isyarat, sifat, keterangan dan sesuatu yang tampak.
Secara khusus term al-burhani dapat berarti pemikiran untuk menentukan kebenaran suatu statement lain hasil pemikiran yang benar dan nyata. Sedangkan secara universal term al-burhan dapat berarti pemikiran untuk menentukan tentang kebenaran pernyataan atau statement.
Episteme burhani yang dibangun oleh filsafat Arab yang berkembang di Afrika Utara dan Spanyol. Ibn Rushd dianggap sebagai sosok yang paling sempurna merepresentasikan tipe burhani ini. Tipologi sistem ini tidak berpegang pada nash semata, juga tidak pada intuisi, tapi pada akalnya Ibn Rushd dan eksperimen-nya Ibn Khaldun. Sesungguhnya, inilah yang membuat barat maju seperti sekarang ini. Para saintis barat dengan jitu mengapikasikan semangat rasionalisme Ibn Rushd dan empirismenya dalam sistem peradaban mereka. Oleh sebab itu, lanjutnya, kalau kita ingin maju bersaing dengan realitas yang ada kita harus dapat mengembangkan semangat rasionalisme dan empirismenya.
Dengan mengagungkan Ibn Rushd, sebenarnya Jabiri ingin mengatakan bahwa kemajuan itu hanya bisa ditempuh dengan rasionalisme. Baginya, akallah yang bisa mengantar peradaban manusia ke puncak kegemilangannya.
Sumber pengetahuan dalam burhani adalah realitas baik dari alam, sosial, dan humanities. Sering disebut sebagai al-‘Ilm al-husuli, yaitu ilmu yang disusun lewat premis logika atau al-mantiq. Peran akal sangat besar karena diarahkan untuk mencari sebab akibat.
Pendekatan dalam nalar ini adalah filosofis dan saintik. Nalar ini lebih menekankan pemberian argument dan alternative pemecahan berbagai fenomena empirik. Fenomena sosial dan alam tidak hanya sekedar diterima sebagai hukum sunatullah tetapi menuntut kreatifitas manusia untuk merenungkan tujuan penciptaan tersebut. Diperlukan pemikir yang berteologi qadariyah dengan pandangan yang bebas, kreatif, bertanggungjawab, dan kritis. Ciri orang dengan nalar kritis adalah, mempunyai kesadaran tentang problem yang ada disekitarnya dan aktif memberikan alternative pemecahan. Epistemologi burhani juga menuntut orang untuk mampu membuat abstraksi dari berbagai fenomena yang dibaca. Jenis argumen yang ada dalam nalar burhani adalah demonstratif. Nalar ini dipenuhi argumen yang bersifat pembuktian, deskripsi dan elaborasi tentang sesuatu.

Cara Kerja Nalar Epistemologi Burhani
Mungkin banyak orang mengira bahwa tradisi burhani muncul dari pemikiran Aristoteles. Sehingga mereka mengadopsinya kedalam kebudayaan Arab Islam dan memfungsikannya sebagai suatu keyakinan, metode dan pemikiran (pendapat). Sesungguhnya Aristoteles tidak menemukan al-burhan itu suatu yang baru dari tidak ada menjadi ada tetapi al-burhan itu sebetulnya hasil pemikiran dari filsafat dan pemikiran ilmiah Yunani sejak 3 abad sebelum Aristoteles, bahkan ada yang mengatakan bahwa al-burhan sudah muncul sejak guru Aristoteles yaitu Plato.
Memang orang sekarang tidak memahami bahwa al-burhan dalam budaya Arab Islam berasal dari Yunani, padahal sebetulnya ada hubungannya dengan Aristoteles, demikian apa yang dikemukakan oleh Al-Jabiri. Yang jelas metode yang dikemukakan oleh Aristoteles adalah mantiq, hanya saja Aristoteles tidak menggunakan istilah mantiq (logika) itu, tetapi dengan nama atau tahlil, maksudnya menguraikan dari dasar-dasar dan asalnya yang kalau dikaji kebelakang sebetulnya metode itu sama dengan metode yang disebut mantiq (logika) yang didalamnya ada pengertian al-burhan.
Dalam menggunakan al-burhan sebagai pendekatan juga diikuti oleh pakar filsafat Islam yang mendalami ilmu syari’ah seperti al-Ghazali. Al-Ghazali dalam kitabnya al-Musthafa min ‘ilmil ushul, pada awal pembicaraannya membicarakan tentang empat pokok bahasan yang dilampaui oleh para ahli ushul dalam peninjauannya dari aspek petunjuk-petunjuk dalil sam’I pada hukum syar’I, ialah:
1.      Membicarakan soal hukum atau tsamarat yaitu hukum-hukum seperti wujub, larangan, nadb, karahah, ibahah, baik dan buruk, pelaksanaan pada waktunya (qadla), sah dan batal, dsb.
2.      Membicarakan dalil dan macam-macamnya yang menurut al-Ghazali disebut mutsmi (yang membuahkan hukum). Adapun yang menghasilkan hukum adalah dalil-dalil yang menurut al-Ghazali ada tiga saja, yakni: al-kitab, al-sunnah dan ijma’.
3.      Bagaimana mengeluarkan atau mengambil hukum dari dalil yaitu ada empat yakni dari bentuknya dan susunannya, dari makna yang tersurat dan makna yang tersirat dari kandungannya, dan dari pengertian yang bisa ditanggapi oleh akal.
4.      Kualifikasi orang yang mengeluarkan hukum atau dalil.
Keilmuan yang termasuk dalam nalar ini adalah falsafah, ilmu falaq, ilmu-ilmu kealaman (fisika, matematika, biologi dan kedokteran), ilmu sosial (sosiologi, antropologi, psikologi, sejarah).
1.      Filsafat
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.
Filsafat merupakan salah satu bidang studi Islam yang keberadaannya telah menimbulkan pro dan kontra. Sebagian mereka yang berpikiran maju dan bersifat liberal cenderung mau menerima pemikiran filsafat.[2]
Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat fisafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertariakan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasa tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.
Secara umum, filsafat mempunyai ciri-ciri yaitu:
a.       Merupakan satu usaha pemikiran yang tuntas
b.      Tujuannya adalah untuk mendapat kebenaran.
2.      Ilmu Falak
Ilmu falak adalah ilmu yang mempelajari lintasan benda-benda langit-khususnya bumi, bulan, dan matahari-pada orbitnya masing-masing dengan tujuan untuk diketahui posisi benda langit antara satu dengan lainnya, agar dapat diketahui waktu-waktu di permukaan bumi.
Ilmu falak disebut juga ilmu hisab, karena ilmu ini menggunakan perhitungan. Dan juga ilmu falak bisa disebut ilmu rashd (dengan  pengamatan)ilmu miqad ( batasan waktu ) atau juga disebut ilmu haiah, ( mempelajari keadaan benda-benda langit ).
Secara garis besar di dalam Islam pembahasan tentang falak melifuti empat hal:
1)      Penentuan awal bulan ( kalender )
Menetukan awal bulan, khususnya menetapkan puasa dan hari raya, dalam Islamadalah berdasarkan sistem bulan ( qamari ) yaitu peredaran bulan mengelilingi bumi dalam aplikasi bulannya ditetapakan dengan berganti-ganti antara 30 dan 29 hari.
2)      Menentuka waktu-waktu shalat
Penentuan waktu shalat dalam Islam ditetapkan berdasarkan fenomena alamiah matahari, seperti terangkum dalam makna ayat yang artinya :
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir.” ( QS. Al-Isra’ : 78 )
Ilmu falak dapat menyelesaikan’ ketidak rincian nash’ tersebut melalui berbagai pengamatan dan penelaahteks dan konteks fenomena matahari. Dalam kenyataannya, secara umum masyarakat telah sepakat menerima data hisab penentuan kapan seorang muazin akan mengumandangkan azan atau kapan seorang muslim akan shalat tanpa ada perdebatan berarti, meski berbagai persoalan tetap menyelip dalam data hisab waktu-waktu shalat, seperti halnya dalam menetapkan awal waktu puasa.
3)      Menentuka arah kiblat
Menghadap kiblat adalah satu keharusan ( syarat ) dalam shalat. Shalat dinyatakan tidak sah jika tidak menghadap Kakbah, karena menghadapnya adalah kemestian untuk sah dan berkualitasnya shalat seorang Muslim.
Dalam surah Al-baqarah ayat 150 yang artinya:
Dan dari mana saja kamu berangkat, maka palingkanlah wajahmu kearahnya.”
Ilmu falak berperan memersiskan atau setidak-tidaknya meminimalisirkan perpalingan arah kiblat. Dan dalam penentuan arah kiblat inipun masyarakat dapat menerima tanpa perdebatan, seorang mushall merasa ithmi’nan ( tenang ) dengan arah sejadah yang terhampar di mushalla atau masjid tanpa ambil pusing tepat atau melesetkah arah sejadah tersebut.
4)      Menentukan terjadinya gerhana
Gerhana matahari maupun gerhana bulan adalah fenomena alamiah ‘ luar biasa ‘ yang dapat disaksikan dengan mata, meskli jarang dan tidak semua orang dapat menyaksikan dan tidak semua tempat dapat disakasikan. Ilmu falak selalu dan senantiasa dapat mengingatkan dan mendekteksi fenomena ini, kapan dan dimana peristiwa alamiah ini akan terjadi. Dengan demikian dari peran ilmu falak ini seorang muslim dapat menunaikan anjuran yang sangat dianjurkan tersebut dengan yakin dan nyaman.

3.      Ilmu-Ilmu Kealaman
1.      Ilmu Fisika
Adalah ilmu yang mempelajari aatau mengkaji benda-benda yang ada di alam, gejala-gejala, kejadian-kejadian alam serta intraksi dari benda-benda di alam tersebut secara fisik dan mencoba merumuskannya secara matematis sehingga dapat di mengerti secara pasti pleh manusia untuk kemanfaatan umat manusia untuk lebih lanjut. Jadi fisika merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan sains yang mempelajari suatu yang konkret dan dapat di buktikan secara sistematis dengan mengunakan rumus-rumus persamaan yang di dukung adanya penelitian yang terus dikembangkan oleh fisikawan.
 Contoh ilmu fisika:
 Aplikasi gerak lurus beraturan
            Gerak lurus beraturan(GLB) merupakan gerak yang memiliki kecepatan yang konstan. Walaupun GLB sulit ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, karena biasanya kecepatan gerak benda selalu berubah-ubah. Misalnya ketika dirimu mengendarai sepeda motor atau mobil, laju mobil pasti selalu berubah-ubah. Ketika ada kendaraan di depan, pasti kecepatan kendaraan anda akan segera di kurangi. Hal ini agar kita tabrakan dengan kendaraan lain, terutama ketika kondisi jalan sedang ramai. Lain lagi jika kondisi jalan yang tikungan dan jalan rusak.
 Contoh kedua: kendaraan yang melewati jalan tol. Walaupun terdapat tikungan pada jalan tol, kendaraan  anda bisa melakukan GLB pada jalan tolhal ini jika jalan tol lurus.
2.      Matematika
Matematika( dalam bahasa yunani mathematika) studi besaran, struktur, perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola, merumuskan konjektur baru, dan menbangun kebenaran melalui metode deduksi tang kaku dari aksioma-aksioma san defenisi yang bersesuaian.
            Melalui pengunaan penalaran logika dan abstraksi,matematika berkembang dari pencacahan, penghitungan pengukuran, dan pengkajian sistematis terhadap bangunan dan pengerakan benda fisika. Kini, matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagi bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial, seperti ekonomi, dan psikologi. Matematika terapan, cabang matematika yang melengkapipenerapan pengetahuan matematika ke bidang-bidang lain, mengilhami dan membuat penggunaan temuan-temuan matematika baru,dan kadang-kadang mengarah pada pengembangan disiplin-displin ilmu yang sepenu nya baru,seperti statistika dan teori permainan. Para matemtika wan bergulat di dalam matematika murni,atau matematika itu sendiri,tanpa adanya penerapan di dalam pikiran,meskipun penerapan praktis,yang menjadi latar munculnya matematika murni ternyata sering kali di temukan terkemudain

3.      Biologi
            Biologi atau ilmu hayatadalah ilmu yang mempelajari aspek pisik kehidupan. Istilah “biologi” di pinjam dari bahasa belanda biologie,yang juga di turunkan dari gabunga kata bahasa yunani,bios artinya (hidup) dan logos (ilmu). Istila “ilmu hayat” di pinjam dari bahasa arab,juga berti ilmu kehidupan. Objek kajian biologi pada masa kini sangat luas dan mencakup semua mahluk hidup dalam berbagai aspek kehidupan nya. Berbagai cabang biologi mengkhusus kan diri pada setiap kelompok organism,seprti botani (ilmu tentang tumbuhan) zoology (ilmu tentang hewn) mikrobiologi (jasad-jasad renik). Perbedaan-perbedaan dan pengelompokan berdasarkan cirri fisik kelompok organism di pelajari dalam sistem matika,yang di dalam nya mencakup pula takzonomi dan paleo biologi. Berbagai aspek kehidupan di kaji pula dalam ilmu biologi. Cirri-ciri fisik bagian tubuh di pelajari dalam antomoi dan morpologi,sementar fungsi nya di pelajari dalam ilmu pisiologi. Prilaku hewan di palajari dalam etologi. Perkembangan cirri fisik makhluk hidup dalam kurun waktu panjang di pelaji dalam epolosi,sedangkan pertumbuhan dan perkembangn dalam siklus kehidupan di pelajari dalam biologi [erkembangan. Interaksi antara makhluk dan alam sekitar mereka di pelajari dalam ekologi,mekanisme pewarisan sipat yang berguna dalam upaya menjaga kelangsungan hidup suatu jenis mahluk hidup di palajari dalam ilmu genetika. Saat ini berkembang aspek biologi yang mengkaji kemungkinan berepolusi nya makhluk hidup pada masa yang akan datang,juga kemungkinan adanya makhluk hidup di planet-planet selain bumi yaitu astrobilogi. Selain itu,perkembanngan teknologi memungkinkan pengkajian pada tingkat molekul penyusun organism melalui biologi molecular serta biokimia,yang banyak di dukung perkembangan teknikkomputasi melalui bionformatika.
4.      Kedokteran
            Kedokteran adalah suatu ilmu dan seni yang mempelajari tentang penyakit dan cara-cara penyembuhan nya. Ilmu kedokteran adalah cabangilmu kesehatan yang mempelajari tentang cara mempertahankan kesehatan manusia dan mengembalikan manusia pada keadaan sehat dengan memberikan pengobata pada penyakitdan cedera. Ilmu ini meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh manusia dan penyakit serta pengobatan nya,dan penerapan dari pengetahuan tersebut.

4.      Ilmu-Ilmu Sosial
1.      Ilmu Sosial
Sosiologi berasal dari bahasa latin yaitu socius yang bearti kawan,teman,sedangkan logos bearti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini di publikasikan  di ungka[akan pertama kalinya dalam buku yang berjudul “cours de philosophie positive”  karangan agus comte (1798-1857). Walupun banyak definisi tentang sosiologi namun umum nya sosiologi di kenal sebagai ilmu pengetahuan tentang mansyarakat. Sosiologi hendak mempelajari mansyarakat prilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelomok yang di bangunnya. Sebagai sebuak ilmu, sosiologi merukan sebuah pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kotrol secara kritis dari orang lain atau umum. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, Negara, dan berbagai oranisasi politik, ekonomi, sosial.
2.      Antropologi
            Antropolgi adalahsalah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropolgi muncul dari ketertarikan orang-orang eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adt istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Antrpolgi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuaan masyarakt yang tinggal daerah yang sama, antropolgi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih mentik beratkan pada masyrakat dan kehidupan sosial.
3.      Psikologi
            Psikolgi adalahsebuah bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perilaku dan kognisi manusia. Menurut asal katanya, psilogi beasal dari yunani kuno,(psyche yang berarti jiwa dan logiayang berarti ilmu). Sehingga secara etimologis, psikologi dapt diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
4.      Sejarah
            Sejarah dapat di artikansebagai kajian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal usul(keturunan) silsilah, terutama bagi raja yang memerintah. Adapun ilmu sejarah adalah imuyang di gunakan utuk mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia. Pengetahuan sejarah meliputi pengetahaun akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan aka cara berpikir secara historis.

 
KESIMPULAN
            Rumpun burhani memahami suatu kejadian berdasarkan apa yang terjadi, dan menelaah lebih dalamdengan mengamati kejadian, denganberpatokan pada sebab dan akibat terjadinya.
            Burhani tapendekatan rasionol argumentative adalah pendekatan yag mendasarkan diri pada kekuatan rasio memlalui intrumen logika. Pendekatan ini menjadikan realitas maupun teks dan hubungan antara keduanya sebagai sumber kajian. Dalam pendekatan ini teks dan realitas(konteks) berada dalam satu wilayahyang saling mempengaruhi. Teks tidak berdiri sendiri, ia selalu terikat dengan konteks yang mengelilingi dan mengadakannya sekaligus darimana ters itu dibaca dan ditafsirkan.
            Keilmuan yang termasuk dalam nalar ini adalah, falsafah, ilmu flaq, ilmu-ilmu kealaman( fisika, matematika, biologi, dan kedokteran ), ilmu sosial ( sosiologi, antroplogi, psikologi dan sejarah).


DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihin, dkk. 2009. Pengantar Studi Islam. CV Pustaka Setia, Bandung.
Nata, Abuddin. 2012. Metodologi Studi Islam. Rajawali Pers, Jakarta.



[1] Rosihin Anwar, Badruzzaman M. Yunus, dan Saehudin,  Pengantar Studi Islam, (Bandung: CV Pustaka setia, 2009), hlm. 246.
[2] Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 251.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar