FUNGSI
PENDIDIKAN
KEPENDIDIKAN
DI INDONESIA
MAKALAH INI DI SAMPAIKAN PADA
MATA KULIAH ILMU PENDIDIKAN
SEMESTER I/2011
OLEH
DEVITA SELLY
OKTARI
NIM.11210046
DOSEN PEMBIMBING
Dr. H.
FIRDAUS BASUNI, M.Pd
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
RADEN FATAH
PALEMBANG
2011
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur disampaikan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan
rahmat dan hidayah-Nya jualah makalah ini diselesaikan. Sholawat dan salam
selalu ditujukan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, beserta
sahabat-sahabatnya yang telah membuka tabir kegelapan dunia menjadi terang
penuh dengan kenikmatan Allah SWT. Berlatar belakang pada rasa simpati penulis
terhadap kependidikan di Indonesia, maka penulis merasa terpanggil untuk
membuat makalah ini agar diperuntukkan sebagai pembelajaran pada masa yang akan
datang dan acuan pendidikan yang akan menjadi evaluasi belajar mengajar
terutama di lingkungan pendidikan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan yang ada agar berhasil sebagaimana mestinya, namun
penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesainya penulisan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak yang selalu membimbing dan mengarahkan
penulis.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang turut membantu dalam penulisan makalah ini. Makalah ini memang masih belum
sempurna. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca, untuk
perbaikan di masa yang akan datang.
Penulis,
ii
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………….. 3
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………………… 3
BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………………………….. 5
BAB III PEMBAHASAN ………………………………………………………………… 6
A. Realitas Pendidikan di Indonesia ……………………………………………….. 6
a. Calon guru menjauh dari nilai-nilai profesionalisme ……………………….. 6
b. Sumber daya manusia ……………………………………………………….. 8
c. System pendidikan yang digunakan ………………………………………… 9
d. System yang sebaiknya digunakan ………………………………………….. 10
e. Cara menerapkan system pendidikan di Indonesia …………………………. 11
iii
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………………. 12
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………… 12
B. Saran …………………………………………………………………………….. 13
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….. 16
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ilmu
pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai
dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia
sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum
memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa
dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan
sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan
produktif.
pendidikan merupakan upaya sadar manusia yang tidak pernah
ada hentinya sebab jika manusia berhenti melakukan pendidikan sulit dibayangkan
apa yang akan terjadi pada sistem peradaban dan budayanya. Sejak zaman batu
sampai zaman modern, seperti saat ini, proses pendidikan manusia tetap berjalan meskipun tidak harus terjadi
di jenjang persekolahan. Karena proses pendidikan harus berjalan sampai kapan
pun, bangsa akhirnya membangun sistem pendidikan bagi bangsa itu sendiri.
Sistem pendidikan yang dibangun akhirnya disesuaikan dengan tuntutan zamannya. Oleh karena itu sistem di
Indonesia harus sesuai dengan tuntutan zaman agar tidak mengalami
ketertinggalan zaman dari bangsa lain.
1
Itulah sebenarnya yang akan menjadi persoalan besar bagi
pendidikan kita di indonesia menghadapi tuntutan globalisasi dunia.
Pada saat ini kita mengahadapi
persoalan besar dalam menghadapi kemajuan teknologi terutama dalam bidang
pendidikan. Pada dewasa ini sudah banyak kita temukan arus informasi, barang, jasa, tenaga
kerja, baik antar negara maupun antar bangsa yang
merupakan dampak dari era globalisasi. Dampak globalisasi di samping sangat berpengaruh terhadap semua
aspek kehidupan manusia seluruh dunia.
Pendidikan sangatlah penting
bagi warga Negara masing-masing bangsa. Tidak hanya pendidikannya saja,
melainkan tenaga pengajarnya pun harus handal dan kompeten sesuai dengan karakteristik yang
dibutuhkan oleh bangsa tersebut. Khususnya di Indonesia, kita sangat memerlukan
tenaga pengajar yang handal dan competen yang dapat menciptakan generasi
penerus bangsa yang cerdas, tidak hanya cerdas namun juga berwawasan luas,
mempunyai semangat yang tinggi dan mempunyai keterampilan yang baik dalam
segala bidang.
Kita sebagai bangsa juga telah memiliki sebuah sistem pendidikan. Persoalannya sekarang adalah apakah
sistem pendidikan yang ada di Indonesia saat ini telah efektif untuk mendidik bangsa Indonesia menjadi bangsa yang modern,
memiliki kemampuan daya saing yang tinggi di tengah-tengah bangsa lain?
Jawabannya tentu saja belum. Maka dari itu perlu dorongan moril
dan materil untuk mewujudkan suatu system pendidikan yang dapat dijadikan
contoh oleh bangsa lain.
2
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka ada beberapa pertanyaan terkait Kependidikan di indonesia, yaitu:
1.
Apa sebenarnya fungsi pendidikan di
indonesia?
2.
Bagaimana realitas pendidikan di
Indonesia?
3.
Apa yang harus diperbaiki dalam
pendidikan di Indonesia?
4.
Bagaimana seharusnya pendidikan di
Indonesia?
5.
System apakah yang baik untuk
diterapkan di Indonesia?
6.
Bagaimana cara untuk menerapkan
system pendidikan yang baik di Indonesia?
C.
TUJUAN PENELITIAN
Fungsi
mendidik adalah dengan
dorongan dan keyakinan
manusia bahwa ia di takdirkan memiliki istri dan anak yang menjadi
tanggungjawabnya untuk melaksanakan tugas dalam mendidik, sehingga amanah yang dimilikinya menyebabkan ia menyadari tanggungjawabnya untuk mendidik
◙ Manusia lahir tidak membawa apa-apa, maka dari itu manusia sangat memerlukan ilmu
yang nanti bisa bermanfaat bagi kelanjutan hidupnya
3
◙ manusia berbeda dengan hewan yang tidak mempunyai ilmu, maka manusia
yang tidak berilmu sama dengan hewan
◙ Manusia dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan lingkungannya
sehingga memerlukan pengetahuan
yang di dapat dari hasil
pendidikan
◙ Fitrah manusia yaitu sifat ingin tahu sehingga selalu dinamis untuk mendapatkan
pendidikan guna memenuhi ke ingintahuannya
◙
Sesuai dengan ajaran Islam bahwa mendidik merupakan amanah Allah SWT, bahwa manusia di ciptakan Allah di
bumi sebagai khalifah dan mempunyai kewajiban untuk mendidik sesamanya
◙ Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan interaksi sesamanya, sehingga untuk mempelajari
dan mengajari budaya yang selalu berubah. setiap manusia di harapkan dapat mendidik manusia lainnya
◙ Manusia membutuhkan persiapan masa depan generasinya, sehingga
diperlukan kemampuan mendidik bagi penerusnya guna mempertahankan generasi selanjutnya.
Karakteristik
utamanya adalah tujuan pendidikan
dirumuskan dengan berdasar
pada penelitian pendidikan, muatan kurikulum bersifat
antagonisme terhadap muatan akademik tingkat tinggi, membedakan kurikulum
berdasar pada prediksi peran sosial, dan pengukuran bersifat standar yang cermat.
Maka dari itu
diperlukan tingkat satuan pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan oleh
semua pihak. Tak kenal siapapun, semua makhluk hidup layak mendapatkan
pendidikan yang terjamin dari pemerintah setempat.
4
BAB II
LANDASAN
TEORI
Setiap anak
didik mempunyai kemampuan berbeda-beda walaupun di sekolah dilakukan
pembelajaran dengan cara yang sama, tapi kenapa mereka
berbeda ? Faktor-faktor
apakah yang
menyebabkan mereka itu berbeda ?
Penjelasannya
, manusia adalah
makhluk yang unik dan tidak ada yang sama antara dua manusia walaupun mereka anak kembar, antara lain karena terdapat hubungan antara pendidikan dan
lingkungan sosialnya, disamping faktor-faktor lainnya. Karena secara ilmiah
manusia adalah mahluk multi dimensi, kesatuan aspek biologis, kultur dan
spiritual. Selain itu manusia sebagai
mahluk individual dan sosial.
Lingkungan sosial dan budaya merujuk kepada tingkah laku yang dipelajari
sebagai bagian dari andil, atau peran serta anggota masyarakat. Lingkungan
sosial dan budaya sebagai sistem nilai dan gagasan besar yang di hayati,
ditampilkan oleh seseorang atau sekelompok manusia di lingkungan hidup tertentu
di suatu kurun waktu tertentu, budaya dapat berbentuk nilai, aturan, pola perilaku dan tingkah laku.
Pendidikan
sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta anak didik, melalui kegiatan
bimbingan pengajaran atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
5
Cara yang menyebabkan anak berbeda
kemampuannya; Fase kanak-kanak merupakan tempat yang
subur bagi pembinaan dan pendidikan. Masa kanak-kanak ini cukup lama, dimana
seorang pendidikkhususnya
orang tua bisa memanfaatkan waktu yang cukup untuk menanamkan dalam jiwa
anak, apa yang dia kehendaki. Jika masa kanak-kanak ini dibangun dengan
penjagaan, bimbingan dan arahan yang baik, dengan izin Allah subhanahu wata’ala
maka kelak akan tumbuh menjadi kokoh. Seorang pendidik hendaknya memanfaatkan
masa ini sebaik-baiknya. Jangan ada yang meremehkan bahwa anak itu kecil. Mengingat masa ini adalah masa emas
bagi pertumbuhan, maka hendaknya masalah penanaman aqidah menjadi perhatian
pokok bagi setiap orang tua yang peduli dengan nasib anaknya.
BAB III
PEMBAHASAN
A. REALITAS
PENDIDIKAN DI INDONESIA
a. Calon Guru Menjauh dari Nilai-nilai
Profesionalisme
Mutu
pembelajaran pada semua jenjang pendidikan dikhawatirkan terus merosot akibat
lemahnya pembekalan nilai-nilai profesionalisme pada calon guru semasa menempuh
pendidikan di perguruan tinggi.
6
Harapan untuk
menanamkan nilai-nilai profesionalisme itu semakin jauh karena orientasi
universitas eks IKIP mengalami pembiasan.
Universitas eks
IKIP kini tampaknya latah membuka berbagai program studi dengan penekanan pada
aspek akademis. Sementara nilai-nilai profesionalisme kependidikan semakin
terabaikan.
Lembaga
pendidikan profesi guru yang semula dicita-citakan dibentuk untuk mempertajam
bekal profesionalisme para lulusan universitas eks IKIP sampai sekarang tidak
terwujud.
Malah, hampir
semua universitas eks IKIP itu membuka macam-macam program studi yang lebih
berorientasi akademis ketimbang nilai profesionalisme
Akibat lemahnya
pembekalan nilai profesionalisme kependidikan, para mahasiswa eks IKIP hanya
mengenal ilmu kependidikan dari segi teori dan kurang mendalami dari sisi
penjiwaan. Pada akhirnya, meski menyandang gelar sarjana pendidikan, para
lulusan universitas eks IKIP tersebut tidak piawai menjabarkan kurikulum, lemah
dalam mengenali dan menyiasati obyek studi, serta sulit berinteraksi dengan
siswa dalam pembelajaran.
Intinya, mereka
kurang siap dan tanggap menghadapi situasi persekolahan yang sekarang ini makin
dinamis
7
orientasi
akademis dengan sendirinya mengantar mahasiswa berpikiran berbeda dengan
nilai-nilai profesionalisme kependidikan. Pasalnya, orientasi akademis tidak
mengarahkan mahasiswa untuk membuat metode pembelajaran secara praktis, tetapi
lebih mengarah pada pemikiran teoretis.
Dalam
hal ini, pendidikan dan latihan yang dilakukan pemerintah terhadap calon guru
hendaknya tidak lagi hanya bersifat formalitas demi persyaratan pengangkatan
guru semata, tetapi lebih bersifat penajaman nilai-nilai profesionalisme dan
pembekalan situasi kekinian dalam sistem pendidikan.
b.
Sumber Daya Manusia
Pada zaman sekarang kurangnya
sumber daya manusia sangatlah berpengaruh pada pertumbuhan pendidikan di Indonesia.
Oleh karena itu pemerintah harus sigap dalam memilih sumber daya manusia yang
baik, yang dapat di jadikan contoh oleh para siswanya nanti.
Tidak seperti di Negara-negara
maju, Negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia, sumber daya manusianya
sangat terbatas. Inilah yang menjadi salah satu factor yang membuat pendidikan
di Indonesia semakin menurun.
8
c.
Sistem pendidikan yang digunakan
Di
Indonesia banyak hal yang menjadi pedoman pendidikan, hal ini dikarenakan
system yang mengatur pendidikan di Indonesia adalah melalui pemerintah pusat,
dimana sekolah-sekolah atau perguruan tinggi di Indonesia melakukan systemnya
menurut keputusan yang telah diambil oleh pemerintah pusat.
Dalam hal ini, banyak
keuntungan yang dapat diambil dari system tersebut, namun tidak sedikit pula
mengalami penurunan dalam system pendidikan di Indonesia.
Banyak factor yang mendorong
terjadinya keuntungan sistem tersebut di Indonesia, salah satunya adalah pendidikan
di Indonesia dapat disetarakan dengan pendidikan di luar Indonesia, seperti di
Negara-negara maju. Hal ini merupakan tindakan yang baik agar Negara indonesia
tidak mengalami ketertinggalan dengan Negara lain.
Akan tetapi, jika dilihat dari
sudut pandang mata tenaga pengajar kita di indonesia, pendidikan di Indonesia
ini memiliki dampak negatif yang cukup banyak, bahkan bisa membuat bangsa
Indonesia itu sendiri mempunyai rasa ketidakjujuran. Seperti contoh di beberapa
provinsi yang kita lihat di media massa, sekolah-sekolah di Indonesia yang guru
dan muridnya ketahuan sedang menggunakan cara-cara yang tidak jujur, mereka
itulah yang dimaksud dengan dampak negatif dari system pendidikan di Indonesia.
9
Kita sebagai peneliti tidak bisa menyalahkan
guru dan murid pada sekolah tersebut, hal ini dikarenakan system pendidikan
yang ada di Indonesia terlalu menuntut para siswanya agar memiliki nilai di
atas rata-rata, padahal tidak semua siswa memiliki kemampuan otak yang di atas
rata-rata.
Dari contoh di atas dapat
disimpulkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia masih belum stabil. Perlu
banyak perbaikan-perbaikan dan evaluasi yang dapat membantu menaikkan strata
pendidikan untuk ke jenjang yang lebih tinggi.
d.
Sistem yang sebaiknya digunakan
Menurut saya, pendidikan yang
sebaiknya digunakan di Indonesia adalah system pendidikan demokratis dan
berkeadilan, dimana menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai cultural, dan
kemajemukan bangsa, tidak diskriminatif terhadap pendidikan. Pendidikan di
Indonesia harus memilki nilai-nilai seperti:
1)
Berkeadilan (proporsional)
2)
Mengandung nilai-nilai keagamaan
3)
Mengandung nilai-nilai cultural
4)
Mengandung nilai-nilai kemajemukan
bangsa
5)
Tidak diskriminatif
10
e.
Cara Menerapkan Sistem Pendidikan di
Indonesia
Pendidikan di Indonesia
sebaiknya memiliki prinsip penyelenggaraan pendidikan, seperti:
1)
Pendidikan dilaksanakan sebagai
suatu kesatuan yang sistematik dengan system terbuka (seseorang bisa pindah
dari satu sekolah ke sekolah yang lain) dan multimakna (pendidikan itu
berisikan nilai-nilai yang lengkap)
2)
Diselenggarakan sebagai suatu proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat
3)
Pendidikan harus dilaksanakan secara
demokratis dan berkeadilan. , dimana menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
cultural, dan kemajemukan bangsa, tidak diskriminatif terhadap pendidikan.
4)
Pendidikan diselenggarakan dengan
memberikan keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan realitas peserta
didik
5)
Pendidikan dikembangkan dengan
adanya budaya membaca, menulis, dan berhitung
6)
Pendidikan dilaksanakan dengan
memberdayakan semua komponen masyarakat, melalui peran serta dalam
menyelenggarakan dan pengendalian mutu pendidikan
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan
dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1.
Pendidikan di Indonesia masih
mengalami kesusahan dalam mencari tenaga pendidik yang berkompeten dan
professional
2.
Masih kurangnya tenaga pendidik yang benar-benar professional dalam
bidangnya
3.
System yang mengatur pendidikan di
Indonesia adalah melalui pemerintah pusat, dimana sekolah-sekolah atau
perguruan tinggi di Indonesia melakukan systemnya menurut keputusan yang telah
diambil oleh pemerintah pusat. Hal ini menimbulkan penekanan pada
bawahan-bawahan pemerintah yang harus mencapai nilai dengan yang sudah di
tentukan pemerintah
4.
Kurangnya budaya membaca bagi para
siswa
5.
Kurang disiplinnya pendidik dalam
hal-hal yang kecil sekalipun, contoh pada saat upacara penaikan bendera yang
dilaksanakan setiap hari senin, para pendidik banyak
12
yang saling
berbicara dengan para pendidik lainnya, sehingga menimbulkan contoh yang kurang
baik bagi para siswanya
6.
Tidak adanya kejujuran dalam
pendidikan di Indonesia
7.
Bukan hanya seorang pendidik yang
kurang disiplin, bahkan siswpun banyak yang kurang disiplin, contohnya sering
terjadi tawuran antar pelajar atau antar mahasiswa hanya karena masalah sepele.
8.
Kurangnya rasa tanggung jawab para
pendidik, sehingga dapat menimbulkan kata-kata “makan gaji buta”
9.
Seorang pendidik suka bersikap
berkuasa pada siswanya, sehingga mengakibatkan siswa tersebut terdesak, baik
itu terdesak secara ekonomi maupun batin
10. Kurangnya
rasa saling menghargai antara siswa dan pendidik
11. Kurangnya
rasa percaya seorang pendidik terhadap siswanya
12. Minimnya
sarana dan prasarana
B. Saran
Saran
yang dapat disampaikan penulis terhadap permasalahan dan pembahasan di atas
adalah sebagai berikut.
13
1.
Sebaiknya pendidikan di Indonesia
dilakukan dengan sisitem yang dapat membangun mutu pendidikan. Jangan sampai
mutu pendidikan di Indonesia mulai menurun dengan adanya system yang kurang
baik di Indonesia
2.
Dengan cara meningkatkan sumber daya
manusianya yang berkompeten maka pendidikan di Indonesia akan mengalami kemujuan
dengan baik
3.
Sedikit mengubah system yang dipakai
di Indonesia, mungkin akan mengubah pula pendidikan yang kurang baik menjadi
lebih baik lagi, pendapat saya agar system di Indonesia menjadi system
pendidikan yang berkeadilan dan demokratis
4.
Di bentuknya budaya membaca bagi
para siswanya agar memperoleh pengetahuan yang lebih luas, karena membaca
adalah jendela dunia
5.
Dimulai dari para pendidik agar bisa
besikap disiplin di dipan para siswanya, bahkan jangan hanya ketika di depan
siswanya, untuk kehidupan sehari-hari pun budayakanlah juga budaya disiplin,
agar terbiasa dengan sikap tersebut
6.
Sikap jujur adalah sikap yang mudah
tapi sukar untuk di lakukan, ada baiknya kita sebagai pendidik perlu adanya
kejujuran agar pendidikan di Indonesia tidak mudah goyah dengan hal-hal yang
berasal dari luar yang bisa menurunkan kejujuran dalam pendidikan
7.
Rasa tanggung jawab yang besar
diperlukan untuk terbentuknya pendidikan yang baik di Indonesia
8.
Meningkatkan sarana dan prasarana
yang belum ada atau bahkan yang sudah tidak layak pakai
14
Sikap-sikap tersebut harusnya sudah bisa
diketahui oleh para pendidik agar bisa memajukan pendidikan di Indonesia.
Menjadi tugas utama seorang pendidik untuk mencerdaskan bangsa ini. Sikap yang
harusnya di ambil dalam hal ini adalah sikap saling menghargai dalam segala
hal, baik itu sesama tenaga pendidik, ataupun antara oendidik dengan siswanya.
Optimis dalam menghadapi pendidikan di
Indonesia adalah kunci kesuksesan utama dalam pendidikan. Bersikap optimis
wajib ada dalam jiwa seorang pendidik, agar tercipta generasi yang cerdas,
beragama, memiliki kepribadian, memiliki keterampilan, dan berakhlak mulia.
15
DAFTAR
PUSTAKA
Alwi, Hasan
(ed). 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Nurhadi.
1991. Bagaimana Meningkatkan Kecepatan
Membaca. Bandung: Sinar Baru
Wardani,
IG.A.K, dkk. 2009. Pespektif Pendidikan. Jakarta:
Universitas Terbuka
Tim Penyusun
Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Anwar, Desi.
2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.
Surabaya: Karya Abditama
Sumber lain: Kompas, Koran Sriwijaya Post,
Internet, Wawasan, Pembelajaran.
16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar