Kamis, 19 Mei 2016

FUNGSI PENDIDIKAN: KEPENDIDIKAN DI INDONESIA



FUNGSI PENDIDIKAN
KEPENDIDIKAN DI INDONESIA
Description: LOGO IAIN.jpg






MAKALAH INI DI SAMPAIKAN PADA
MATA KULIAH ILMU PENDIDIKAN
SEMESTER I/2011

OLEH
DEVITA SELLY OKTARI
NIM.11210046

DOSEN PEMBIMBING
Dr. H. FIRDAUS BASUNI, M.Pd


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
RADEN FATAH
PALEMBANG
2011

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur disampaikan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya jualah makalah ini diselesaikan. Sholawat dan salam selalu ditujukan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, beserta sahabat-sahabatnya yang telah membuka tabir kegelapan dunia menjadi terang penuh dengan kenikmatan Allah SWT. Berlatar belakang pada rasa simpati penulis terhadap kependidikan di Indonesia, maka penulis merasa terpanggil untuk membuat makalah ini agar diperuntukkan sebagai pembelajaran pada masa yang akan datang dan acuan pendidikan yang akan menjadi evaluasi belajar mengajar terutama di lingkungan pendidikan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang ada agar berhasil sebagaimana mestinya, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesainya penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang selalu membimbing dan mengarahkan penulis.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penulisan makalah ini. Makalah ini memang masih belum sempurna. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca, untuk perbaikan di masa yang akan datang.

                                                                                                Penulis,
ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………..  1
A.    Latar Belakang ……………………………………………………………………    1
B.     Rumusan Masalah ………………………………………………………………..     3
C.     Tujuan Penelitian …………………………………………………………………    3
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………………………..    5
BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………………………    6
A.    Realitas Pendidikan di Indonesia ………………………………………………..     6
a.       Calon guru menjauh dari nilai-nilai profesionalisme ………………………..       6
b.      Sumber daya manusia ………………………………………………………..     8
c.       System pendidikan yang digunakan …………………………………………     9
d.      System yang sebaiknya digunakan …………………………………………..   10
e.       Cara menerapkan system pendidikan di Indonesia ………………………….   11


iii


BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………………….   12
A.    Kesimpulan ………………………………………………………………………   12
B.     Saran ……………………………………………………………………………..   13
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………..   16











iv

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR  BELAKANG MASALAH
                  Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.
                  pendidikan merupakan upaya sadar manusia yang tidak pernah ada hentinya sebab jika manusia berhenti melakukan pendidikan sulit dibayangkan apa yang akan terjadi pada sistem peradaban dan budayanya. Sejak zaman batu sampai zaman modern, seperti saat ini, proses pendidikan manusia tetap berjalan meskipun tidak harus terjadi di jenjang persekolahan. Karena proses pendidikan harus berjalan sampai kapan pun, bangsa akhirnya membangun sistem pendidikan bagi bangsa itu sendiri. Sistem pendidikan yang dibangun akhirnya disesuaikan dengan tuntutan zamannya. Oleh karena itu sistem di Indonesia harus sesuai dengan tuntutan zaman agar tidak mengalami ketertinggalan zaman dari bangsa lain.
1
 Itulah sebenarnya yang akan menjadi persoalan besar bagi pendidikan kita di indonesia menghadapi tuntutan globalisasi dunia.
                  Pada saat ini kita mengahadapi persoalan besar dalam menghadapi kemajuan teknologi terutama dalam bidang pendidikan. Pada dewasa ini sudah banyak kita temukan arus informasi, barang, jasa, tenaga kerja, baik antar negara maupun antar bangsa yang merupakan dampak dari era globalisasi. Dampak globalisasi di samping sangat berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan manusia seluruh dunia.
                  Pendidikan sangatlah penting bagi warga Negara masing-masing bangsa. Tidak hanya pendidikannya saja, melainkan tenaga pengajarnya pun harus handal dan kompeten sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan oleh bangsa tersebut. Khususnya di Indonesia, kita sangat memerlukan tenaga pengajar yang handal dan competen yang dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas, tidak hanya cerdas namun juga berwawasan luas, mempunyai semangat yang tinggi dan mempunyai keterampilan yang baik dalam segala bidang.
                  Kita sebagai bangsa juga telah memiliki sebuah sistem pendidikan. Persoalannya sekarang adalah apakah sistem pendidikan yang ada di Indonesia saat ini telah efektif  untuk mendidik bangsa Indonesia menjadi bangsa yang modern, memiliki kemampuan daya saing yang tinggi di tengah-tengah bangsa lain? Jawabannya tentu saja belum. Maka dari itu perlu dorongan moril dan materil untuk mewujudkan suatu system pendidikan yang dapat dijadikan contoh oleh bangsa lain.

2


B.     RUMUSAN MASALAH
            Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada beberapa pertanyaan terkait Kependidikan di indonesia, yaitu:
1.      Apa sebenarnya fungsi pendidikan di indonesia?
2.      Bagaimana realitas pendidikan di Indonesia?
3.      Apa yang harus diperbaiki dalam pendidikan di Indonesia?
4.      Bagaimana seharusnya pendidikan di Indonesia?
5.      System apakah yang baik untuk diterapkan di Indonesia?
6.      Bagaimana cara untuk menerapkan system pendidikan yang baik di Indonesia?

C.     TUJUAN PENELITIAN     
          Fungsi mendidik adalah dengan dorongan dan keyakinan manusia bahwa ia di takdirkan memiliki istri dan anak yang menjadi tanggungjawabnya untuk melaksanakan tugas dalam mendidik, sehingga amanah yang dimilikinya menyebabkan ia  menyadari tanggungjawabnya untuk mendidik
Manusia lahir tidak membawa apa-apa, maka dari itu manusia sangat memerlukan ilmu yang nanti bisa bermanfaat bagi kelanjutan hidupnya
3
manusia berbeda dengan hewan yang tidak mempunyai ilmu, maka manusia yang tidak berilmu sama dengan hewan
Manusia dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan lingkungannya sehingga memerlukan pengetahuan  yang di dapat dari hasil pendidikan
Fitrah manusia yaitu sifat ingin tahu sehingga selalu dinamis untuk mendapatkan pendidikan guna memenuhi ke ingintahuannya
Sesuai dengan ajaran Islam bahwa mendidik merupakan amanah Allah SWT, bahwa manusia di ciptakan Allah di bumi sebagai khalifah dan  mempunyai kewajiban untuk mendidik sesamanya
Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan interaksi  sesamanya, sehingga untuk mempelajari dan mengajari budaya   yang selalu  berubah. setiap manusia di harapkan dapat mendidik manusia lainnya
Manusia membutuhkan persiapan masa depan generasinya, sehingga diperlukan kemampuan mendidik bagi penerusnya guna mempertahankan generasi  selanjutnya.
                Karakteristik utamanya adalah tujuan pendidikan dirumuskan dengan berdasar pada penelitian pendidikan, muatan kurikulum bersifat antagonisme terhadap muatan akademik tingkat tinggi, membedakan kurikulum berdasar pada prediksi peran sosial, dan pengukuran bersifat standar yang cermat.
                Maka dari itu diperlukan tingkat satuan pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan oleh semua pihak. Tak kenal siapapun, semua makhluk hidup layak mendapatkan pendidikan yang terjamin dari pemerintah setempat.

4


BAB II
LANDASAN TEORI

            Setiap anak didik mempunyai   kemampuan   berbeda-beda walaupun di sekolah dilakukan pembelajaran dengan cara yang  sama, tapi kenapa mereka berbeda ? Faktor-faktor  apakah    yang   menyebabkan mereka itu berbeda ?
                        Penjelasannya , manusia adalah makhluk yang unik dan tidak ada yang sama antara dua manusia walaupun mereka anak kembar,  antara lain karena  terdapat hubungan antara pendidikan dan lingkungan sosialnya, disamping faktor-faktor lainnya. Karena secara ilmiah manusia adalah mahluk multi dimensi, kesatuan aspek biologis, kultur dan spiritual.  Selain itu manusia sebagai mahluk individual dan sosial. Lingkungan sosial dan budaya merujuk kepada tingkah laku yang dipelajari sebagai bagian dari andil, atau peran serta anggota masyarakat. Lingkungan sosial dan budaya sebagai sistem nilai dan gagasan besar yang di hayati, ditampilkan oleh seseorang atau sekelompok manusia di lingkungan hidup tertentu di suatu kurun waktu tertentu, budaya dapat berbentuk nilai, aturan, pola perilaku dan tingkah laku.
                        Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta anak didik, melalui kegiatan bimbingan pengajaran atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

5
                        Cara  yang menyebabkan anak berbeda kemampuannya;  Fase kanak-kanak merupakan tempat yang subur bagi pembinaan dan pendidikan. Masa kanak-kanak ini cukup lama, dimana seorang pendidikkhususnya orang tua bisa memanfaatkan waktu yang cukup untuk menanamkan dalam jiwa anak, apa yang dia kehendaki. Jika masa kanak-kanak ini dibangun dengan penjagaan, bimbingan dan arahan yang baik, dengan izin Allah subhanahu wata’ala maka kelak akan tumbuh menjadi kokoh. Seorang pendidik hendaknya memanfaatkan masa ini sebaik-baiknya. Jangan ada yang meremehkan bahwa anak itu kecil. Mengingat masa ini adalah masa emas bagi pertumbuhan, maka hendaknya masalah penanaman aqidah menjadi perhatian pokok bagi setiap orang tua yang peduli dengan nasib anaknya.
                       

BAB III
PEMBAHASAN

A.    REALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA

a.     Calon Guru Menjauh dari Nilai-nilai Profesionalisme
Mutu pembelajaran pada semua jenjang pendidikan dikhawatirkan terus merosot akibat lemahnya pembekalan nilai-nilai profesionalisme pada calon guru semasa menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
6

Harapan untuk menanamkan nilai-nilai profesionalisme itu semakin jauh karena orientasi universitas eks IKIP mengalami pembiasan.
Universitas eks IKIP kini tampaknya latah membuka berbagai program studi dengan penekanan pada aspek akademis. Sementara nilai-nilai profesionalisme kependidikan semakin terabaikan.
Lembaga pendidikan profesi guru yang semula dicita-citakan dibentuk untuk mempertajam bekal profesionalisme para lulusan universitas eks IKIP sampai sekarang tidak terwujud.
Malah, hampir semua universitas eks IKIP itu membuka macam-macam program studi yang lebih berorientasi akademis ketimbang nilai profesionalisme
Akibat lemahnya pembekalan nilai profesionalisme kependidikan, para mahasiswa eks IKIP hanya mengenal ilmu kependidikan dari segi teori dan kurang mendalami dari sisi penjiwaan. Pada akhirnya, meski menyandang gelar sarjana pendidikan, para lulusan universitas eks IKIP tersebut tidak piawai menjabarkan kurikulum, lemah dalam mengenali dan menyiasati obyek studi, serta sulit berinteraksi dengan siswa dalam pembelajaran.
Intinya, mereka kurang siap dan tanggap menghadapi situasi persekolahan yang sekarang ini makin dinamis



7
orientasi akademis dengan sendirinya mengantar mahasiswa berpikiran berbeda dengan nilai-nilai profesionalisme kependidikan. Pasalnya, orientasi akademis tidak mengarahkan mahasiswa untuk membuat metode pembelajaran secara praktis, tetapi lebih mengarah pada pemikiran teoretis.
                Dalam hal ini, pendidikan dan latihan yang dilakukan pemerintah terhadap calon guru hendaknya tidak lagi hanya bersifat formalitas demi persyaratan pengangkatan guru semata, tetapi lebih bersifat penajaman nilai-nilai profesionalisme dan pembekalan situasi kekinian dalam sistem pendidikan.

b.      Sumber Daya Manusia
                  Pada zaman sekarang kurangnya sumber daya manusia sangatlah berpengaruh pada pertumbuhan pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu pemerintah harus sigap dalam memilih sumber daya manusia yang baik, yang dapat di jadikan contoh oleh para siswanya nanti.
                  Tidak seperti di Negara-negara maju, Negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia, sumber daya manusianya sangat terbatas. Inilah yang menjadi salah satu factor yang membuat pendidikan di Indonesia semakin menurun.



8
                 
c.       Sistem pendidikan yang digunakan

                  Di Indonesia banyak hal yang menjadi pedoman pendidikan, hal ini dikarenakan system yang mengatur pendidikan di Indonesia adalah melalui pemerintah pusat, dimana sekolah-sekolah atau perguruan tinggi di Indonesia melakukan systemnya menurut keputusan yang telah diambil oleh pemerintah pusat.
                  Dalam hal ini, banyak keuntungan yang dapat diambil dari system tersebut, namun tidak sedikit pula mengalami penurunan dalam system pendidikan di Indonesia.
                  Banyak factor yang mendorong terjadinya keuntungan sistem tersebut di Indonesia, salah satunya adalah pendidikan di Indonesia dapat disetarakan dengan pendidikan di luar Indonesia, seperti di Negara-negara maju. Hal ini merupakan tindakan yang baik agar Negara indonesia tidak mengalami ketertinggalan dengan Negara lain.
                  Akan tetapi, jika dilihat dari sudut pandang mata tenaga pengajar kita di indonesia, pendidikan di Indonesia ini memiliki dampak negatif yang cukup banyak, bahkan bisa membuat bangsa Indonesia itu sendiri mempunyai rasa ketidakjujuran. Seperti contoh di beberapa provinsi yang kita lihat di media massa, sekolah-sekolah di Indonesia yang guru dan muridnya ketahuan sedang menggunakan cara-cara yang tidak jujur, mereka itulah yang dimaksud dengan dampak negatif dari system pendidikan di Indonesia.

9
 Kita sebagai peneliti tidak bisa menyalahkan guru dan murid pada sekolah tersebut, hal ini dikarenakan system pendidikan yang ada di Indonesia terlalu menuntut para siswanya agar memiliki nilai di atas rata-rata, padahal tidak semua siswa memiliki kemampuan otak yang di atas rata-rata.
                  Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia masih belum stabil. Perlu banyak perbaikan-perbaikan dan evaluasi yang dapat membantu menaikkan strata pendidikan untuk ke jenjang yang lebih tinggi.

d.      Sistem yang sebaiknya digunakan
Menurut saya, pendidikan yang sebaiknya digunakan di Indonesia adalah system pendidikan demokratis dan berkeadilan, dimana menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai cultural, dan kemajemukan bangsa, tidak diskriminatif terhadap pendidikan. Pendidikan di Indonesia harus memilki nilai-nilai seperti:
1)      Berkeadilan (proporsional)
2)      Mengandung nilai-nilai keagamaan
3)      Mengandung nilai-nilai cultural
4)      Mengandung nilai-nilai kemajemukan bangsa
5)      Tidak diskriminatif



10
e.       Cara Menerapkan Sistem Pendidikan di Indonesia
                     Pendidikan di Indonesia sebaiknya memiliki prinsip penyelenggaraan pendidikan, seperti:
1)      Pendidikan dilaksanakan sebagai suatu kesatuan yang sistematik dengan system terbuka (seseorang bisa pindah dari satu sekolah ke sekolah yang lain) dan multimakna (pendidikan itu berisikan nilai-nilai yang lengkap)
2)      Diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat
3)      Pendidikan harus dilaksanakan secara demokratis dan berkeadilan. , dimana menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai cultural, dan kemajemukan bangsa, tidak diskriminatif terhadap pendidikan.
4)      Pendidikan diselenggarakan dengan memberikan keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan realitas peserta didik
5)      Pendidikan dikembangkan dengan adanya budaya membaca, menulis, dan berhitung

6)      Pendidikan dilaksanakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat, melalui peran serta dalam menyelenggarakan dan pengendalian mutu pendidikan

11

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan

      Berdasarkan  permasalahan  dan  pembahasan  di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.      Pendidikan di Indonesia masih mengalami kesusahan dalam mencari tenaga pendidik yang berkompeten dan professional
2.      Masih kurangnya tenaga  pendidik yang benar-benar professional dalam bidangnya
3.      System yang mengatur pendidikan di Indonesia adalah melalui pemerintah pusat, dimana sekolah-sekolah atau perguruan tinggi di Indonesia melakukan systemnya menurut keputusan yang telah diambil oleh pemerintah pusat. Hal ini menimbulkan penekanan pada bawahan-bawahan pemerintah yang harus mencapai nilai dengan yang sudah di tentukan pemerintah
4.      Kurangnya budaya membaca bagi para siswa
5.      Kurang disiplinnya pendidik dalam hal-hal yang kecil sekalipun, contoh pada saat upacara penaikan bendera yang dilaksanakan setiap hari senin, para pendidik banyak

12
yang saling berbicara dengan para pendidik lainnya, sehingga menimbulkan contoh yang kurang baik bagi para siswanya
6.      Tidak adanya kejujuran dalam pendidikan di Indonesia
7.      Bukan hanya seorang pendidik yang kurang disiplin, bahkan siswpun banyak yang kurang disiplin, contohnya sering terjadi tawuran antar pelajar atau antar mahasiswa hanya karena masalah sepele.
8.      Kurangnya rasa tanggung jawab para pendidik, sehingga dapat menimbulkan kata-kata “makan gaji buta”
9.      Seorang pendidik suka bersikap berkuasa pada siswanya, sehingga mengakibatkan siswa tersebut terdesak, baik itu terdesak secara ekonomi maupun batin
10.  Kurangnya rasa saling menghargai antara siswa dan pendidik
11.  Kurangnya rasa percaya seorang pendidik terhadap siswanya
12.  Minimnya sarana dan prasarana

B.     Saran

      Saran yang dapat disampaikan penulis terhadap permasalahan dan pembahasan di atas adalah sebagai berikut.


13
1.      Sebaiknya pendidikan di Indonesia dilakukan dengan sisitem yang dapat membangun mutu pendidikan. Jangan sampai mutu pendidikan di Indonesia mulai menurun dengan adanya system yang kurang baik di Indonesia
2.      Dengan cara meningkatkan sumber daya manusianya yang berkompeten maka pendidikan di Indonesia akan mengalami kemujuan dengan baik
3.      Sedikit mengubah system yang dipakai di Indonesia, mungkin akan mengubah pula pendidikan yang kurang baik menjadi lebih baik lagi, pendapat saya agar system di Indonesia menjadi system pendidikan yang berkeadilan dan demokratis
4.      Di bentuknya budaya membaca bagi para siswanya agar memperoleh pengetahuan yang lebih luas, karena membaca adalah jendela dunia
5.      Dimulai dari para pendidik agar bisa besikap disiplin di dipan para siswanya, bahkan jangan hanya ketika di depan siswanya, untuk kehidupan sehari-hari pun budayakanlah juga budaya disiplin, agar terbiasa dengan sikap tersebut
6.      Sikap jujur adalah sikap yang mudah tapi sukar untuk di lakukan, ada baiknya kita sebagai pendidik perlu adanya kejujuran agar pendidikan di Indonesia tidak mudah goyah dengan hal-hal yang berasal dari luar yang bisa menurunkan kejujuran dalam pendidikan
7.      Rasa tanggung jawab yang besar diperlukan untuk terbentuknya pendidikan yang baik di Indonesia
8.      Meningkatkan sarana dan prasarana yang belum ada atau bahkan yang sudah tidak layak pakai
14
   Sikap-sikap tersebut harusnya sudah bisa diketahui oleh para pendidik agar bisa memajukan pendidikan di Indonesia. Menjadi tugas utama seorang pendidik untuk mencerdaskan bangsa ini. Sikap yang harusnya di ambil dalam hal ini adalah sikap saling menghargai dalam segala hal, baik itu sesama tenaga pendidik, ataupun antara oendidik dengan siswanya.
  
   Optimis dalam menghadapi pendidikan di Indonesia adalah kunci kesuksesan utama dalam pendidikan. Bersikap optimis wajib ada dalam jiwa seorang pendidik, agar tercipta generasi yang cerdas, beragama, memiliki kepribadian, memiliki keterampilan, dan berakhlak mulia.








15

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan (ed). 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Nurhadi. 1991. Bagaimana Meningkatkan Kecepatan Membaca. Bandung: Sinar Baru
Wardani, IG.A.K, dkk. 2009. Pespektif Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Anwar, Desi. 2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Abditama

Sumber lain: Kompas, Koran Sriwijaya Post, Internet, Wawasan, Pembelajaran.





16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar